Bulan haji baru saja berlalu namun meninggalkan hikmah besar di tahun ini, berawal dari kisah nyata seseorang. Pak Aziz namanya beliau ialah mantan seorang petinggi di perusahaan besar namun belakangan ini beliau memutuskan untuk pensiun dini. Untuk mengisi hari-hari beliau mengembangkan usaha ternak hingga akhirnya usahanya maju. Namun menurut beliau usahanya itu hanya untuk mencari aktivitas bukan untuk materil (mungkin dari segi materi beliau sudah dapatkan). Di musim haji ini beliau pun ikut bagian dalam bursa jual-beli hewan qurban, beliau memiliki seorang pengurus kandang hewan (bapak Amir), dengan sistem bagi hasil kedua orang tersebut bekerja sama di episode ini.
Singkat cerita setelah hari tasyrik selesai ternyata hewan qurban beliau habis tanpa sisa, hanya saja ada kecelakaan kecil dalam pengantaran hewan qurban. Setelah hitung-hitungan di akhir ternyata keuntungan yang beliau dapatkan tidak lebih besar dari pak Amir, sang penjaga kandang. Beliau kecewa dan terus merenungi mengapa bisa terjadi hal demikian hingga akhirnya sakit. Dalam fase sakit inilah beliau bisa mengambil ibrah (hikmah) dari episode ini. istrinya memberikan opini, “bapak sih terlalu baik sama orang jadi seperti ini deh”. Tetapi menurut beliau bukan ini penyebabnya, sampai akhirnya beliau menemukan simpul masalah, beliau bergumam,”mungkin saya TAKABUR” . takabur karena di awal saya tidak meniatkan memelihara hewan untuk mendapatkan materi, hingga di tiap saya bertemu pembeli saya selalu mengatakan,“ini untuk nyari keringat saja kok”. Mungkin Allah mengijabah doa (niat) saya di awal yaitu untuk mencari keringat (aktivitas), hamdallah saya mendapatkan kesehatan dan aktivitas. Namun memang saya tidak meniatkan untuk mencari materi, dan kini saya menyesali apa yang tidak saya niatkan diawal.
***
Sahabat, subhanalloh pak Aziz dapat mendapatkan ibrah yang sangat luar biasa. Mungkin kita masih sering kali takabur tanpa kita sadari, berbicara dengan mudahnya apa-apa yang nantinya akan Allah uji kebenaran dari apa yang kita ucapkan. Bahkan Nabi Ibrahim pun Allah uji, tidak ujuk-ujuk Allah menguji Nabi Ibrahim dengan memerintahkan untuk menyembelih Nabi Ismail. Ternyata dahulu Nabi Ibrahim ialah orang yang sangat dermawan, hingga suatu ketika beliau pernah berucap, ”bila aku punya anak maka akan aku berikan”. Tetapi Nabi Ibrahim memiliki keimanan yang luar biasa hingga beliau mampu melewati ujian keimanan dari apa-apa yang pernah beliau katakan. Pelajaran untuk kita, sahabat tanyakan pada hati-hati kita pernahkah kita di uji tentang apa yang kita ucapkan?. Semoga kita termasuk orang-orang yang dapat mengambil pelajaran agar tidak takabur.
Luqman Abqory
0 Response to "Tentang niat"
Posting Komentar