Kisah Dua Karpet


Di dunia ini ada dua karpet yang mengukir sebuah cerita. Satu karpet yang indah dan mahal ada di istana Negara dan satunya lagi karpet murahan dan lusuh ada di sebuah mushola tua. Dua karpet yang beda kualitas dan harga namun merangkai kisah yang berbeda.

Karpet yang ada di istana Negara walaupun mahal dan berkualitas nomer satu namun menjalani kehidupan yang hina. Diinjak-injak oleh kaki yang memakai sepatu hasil korupsi disetiap harinya, dilalui oleh para pengkhianat Negara disetiap ada pertemuan dalam menyusun makar demi makar menjarah negara. Kasihan sekali nasib si karpet.

Dan karpet yang kedua walaupun murahan dan lusuh yang ada di mushola namun semua kepala sujud kepada Rabb diatasnya. Alas kaki semahal apapun dilepas ketika akan menginjaknya, ada rasa takzim ketika akan melangkah melaluinya. Sebuah derajat yang sangat tinggi untuk sebuah benda murahan dan lusuh itu.

Begitu juga seperti ulama dan intelektual, ketika mereka mengitari para penguasa lambat laun mereka hanya menjadi alas kaki para penguasa. Kebenaran hanyalah bagian dari masa lalu yang harus dilupakan karena itu bukan selera tuan mereka. Harga diripun hanya dihargai seberapa tebal amplop yang diterima dan sebarapa nikmat fasilitas yang diberikan. Karena menjilat kepada penguasa, kebenaranpun bisa disesuaikan, tergantung pesanan dan kemauan yang memberi para ulama dan intelektual itu kenikmatan duniawi.

Walaupun sudah banyak ulama dan intelektual menjadi alas kaki penguasa, masih ada ulama yang berjuang di masjid-masjid, di mimbar-mimbar menerangkan kebenaran dan mencahayai jalan yang telah gelap oleh orang-orang yang kehilangan agama dan harga diri. Mereka adalah ulama Robbani yang menolak tunduk dan patuh kecuali kepada Rabbnya. Mereka adalah yang tersisa dari bencana tsunami yang menerjang tauhid dari segala penjuru mata angin. Ya merekalah yang membuat langit menurunkan hujan dan rahmat Allah masih menyapa setiap insan karena doa-doa tulus mereka.

Temuilah mereka yang masih bersih jiwanya, lurus tauhidnya dan benar kata-katanya. Temuilah mereka di masjid-masjid samping rumah, di depan kantor dan di sela-sela keramaian dunia. Jangan pernah menemui manusia yang telah berjalan beriringan dengan penguasa, sedikit banyaknya mereka telah memaniskan kata-katanya dihadapan penguasa untuk menarik hati si penguasa dan menikmati apa yang dimiliki oleh penguasa. Curigailah mereka karena hati yang bersih tak akan pernah bertemu dengan jiwa kotor berlumpur syirik.

Bila engkau bertemu mereka dan telah mereguk manisnya tauhid, nikmatnya madu sunnah dan melihat kesesuaian jalan mereka dengan Al-Quran dan Sunnah, titipkan salamku kepada mereka dan mintalah kepada mereka, “ jangan lupakan kami orang-orang lemah di negeri tertindas ini dalam doa-doa tulusmu ” .
Kemuliaan hanya milik Allah,Rasul dan orang-orang beriman tapi orang-orang munafik itu tidak mengetahuinya .. . Wallahu A’lam!

oleh: Hanif Abdullah
ansharullah.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Perjalanan ke Kebun Raya Bogor, tgl 21 Maret 2011



Assalamualaikum , akhi dan ukhti :D
Nggak terasa, udah hampir seminggu lebih sejak kita rihlah (>o<)9 ke KRB.. seru nggak? Pastinya seru, Alhamdulillah. Ihihihii :D
Saat ingin kesana, para Pengurus Rohis 21 angkatan 2012 *angkatan yang lulusnya di tahun yang ekstrem itu, lho~~* bersemangat banget! Pada bela belain dateng pagi, ngumpul di Arion dulu. Pada beli makanan dulu..
Pokoknya mantep, deh! Udah gitu, kami semua yang berjumlah banyak, setiap saat harus selalu mengabsen. Misalnya, saat kami ingin naik Busway. Itu, mantap!! Pas banget sama jam riweuhnya
._.
Lalu, di busway itu pun, kami kepisah pisah .. soalnya, dalemnya kayak kaleng sarden ><
Tapi, bisa dibilang, karena akhwat2 Rohis 21 lucu lucu n mungil mungil *secara yang di busway kebanyakan orang tua -,-* , semuanya tenggelam dikerumunan penumpang yang lain. Diantara kami semua, akhwat yang paling rame, Aning,Ardha, Lia, Utie. Trus, yang anteng anteng Shofi, Radis, Qorry, Ayu , Bella.. sementara ana? Uknown aja, deh.. ana jadi batu aja.
Lalu, kalau yang ikhwan, yang paling semangat tuh, Adimas , Luthfi, Reza. Namun, sayangnya, kecintaan mereka satu sama lain (??!!) harus terhenti sejenak. Karena, Reza dan Akbar bertugas membawa peralatan peralatan. Sehingga mereka tidak tau bagaimana ngebolangnya kami semua yang pergi naik kereta ^^
Terus, Ikhsan gede, berangkat sendiri, karena dia ada urusan keluarga.. ._.
Sementara, Ikhsan kecil alias Pitoy alias Karoh berangkat bersama kami. Jadi, ikhwan yang menemani para akhwat hanya ada 4.
Yaitu Pitoy, Adimas, Damara, Luthfi..
Saat udah nyampe stasiun, pada galau. Mau dibuang atau nggak tuh tiket. Ckckckc.. pas udah di stasiun Manggarai pun, seru banget!! Kita jalan2 gitu gaje gitu..
Btw, pas naik kereta, pas baru naik, ternyata yang ikhwan ada yang berdiri -__-. Tp, setelah beberapa kali pemberhentian, akhirnya mereka bisa duduk juga *Alhamdulillah*
Sementara, di gerbong khusus wanita, jujur, adem banget. Dan bener bener pengen tidur. Tapi, ana nggak bisa tidur karena dengerin cerita Radis dan kak Dian. Sementara, Aning dan Ardha sedang happy, Lia dan Utie tidur.. walaupun masih dalam keadaan terjaga. Dan Bella, yang pas tidur super duper lucu ( >//<9) hihihi..
Senang banget ngeliat semuanya senang. Seru banget!! Dan baru pertama kalinya! Ane ngeliat UI !! *norak kambuh. Maap ye* jadinya, seru banget pas tau
Akhirnya, tiba juga, di Bogor. Daan, kita segerombolan naik 1 angkot. Karaokean, bo! Seru banget!! Yang jadi bintangnya, adalah Ardha, Aning dan Lia !! trio macan paling hot!! Mantap!
Dan, karoh sama Adim pun, harus bertingkah kayak kenek, karena tempay duduknya nggak cukup. Setelah beberapa menit, akhirny nyampe juga ^^ di KRB.
Disana, kami ketemu Reza, Ikhsan, dan Akbar yang *sepertinya* sudah menunggu dari tadi.
Lalu, kami ngebolang dan foto foto :D
Happy banget jalan jalan kayak gini. Semuanya senang. Itulah yang paling utama. Lalu, kami pun duduk duduk dulu, untuk ngemil ngemil dikit, lah.. lalu, kami jalan jalan lagi~..
Dan melewati sungai yang itu tuh.. yang angker. Hihihii :[]
Nyiahahah.. dan, Alhamdulillah kami semua nggak mengalami kejadian aneh2 selama disana. Kami bertemu para kucing yang lucu dan anak anak TK yang super duper lucu ^^
Dan, mulailah permainan permainan. Seru banget tuh.. permainannya di bikin oleh Pitoy dan Akbar. Dan, kelompok yang menang, adalah kelompok akhwat 1, yaitu Aning, Ardha, Lia, Utie, dan kak Dian :D
Pokoknya happy. Dan nggak terasa udah siang. Lalu, kami shalat Zuhur. Dan, kami melakukan perjalanan yang mantap! Kami pergi ke taman Anggrek ^^.
Dan, ternyata, keren banget.. adem lagi. Setelah lama kami jalan jalan, akhirnya, kami lapar -____-
Hihihihi... yayaya.. akhirnya kami makan, dan pulaang :D
Demikian cerita singkat dari perjalanan yang super duper mantap!
Wassalamualaikum.
Nb: kalau ada kesalahan, langsung lapor sama ana, yo :D
akan mii ubah secepatnya 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Tujuh Golongan Pemuda yang Mendapat Kado Istimewa Dari Allah

dakwatuna.com – Saudara pembaca yang dirahmati Allah swt. Sudah kita ketahui bahwa usia pemuda adalah usia yang cukup menarik. Yang masih terkandung energi atau tenaga yang lebih banyak dibanding yang lebih senior. Dan Allah pun memberikan keistimewaan kepada pemuda. Karena PEMUDA HARI INI ADALAH PEMIMPIN MASA DEPAN yang harus dipersiapkan untuk menjadi teladan yang baik di kemudian hari.

Allah pun memberikan ujian yang lebih “keren” kepada pemuda dibanding kepada orang tua. Hal kecil saja, misalnya seorang pemuda laki-laki yang sedang tertarik kepada seorang pemuda perempuan yang cantik. Hal ini ujian, yang jika tidak terjaga maka pemuda tersebut akan terjerumus kepada kemaksiatan. Lalu, ujian kemalasan beribadah kepada Allah. Jika ia lalai, maka Allah pun akan menyesatkannya.

Subhanallah Saudara pembaca, Allah Maha Adil, Dia memberikan ujian yang sebanding dengan pahala yang akan didapatkannya. Memang ini adalah sunnatullah, ini cara Allah untuk memberikan rasa pengharapan dan takut hanya kepada-Nya.

Berbicara mengenai kata perbuatan, Allah akan memberikan ganjaran pahala bagi orang yang beramal shalih, sebaiknya Dia akan memberikan hukuman bagi yang berbuat kemunkaran. Sebagaimana orang tua yang memberikan hadiah bagi anak-anaknya yang baik dan berprestasi dan memberikan hukuman bagi yang nakal.

Hadiah ini memang akan Allah berikan saat hari terakhir kita (kiamat), namun jika kita tidak mengetahuinya, mungkin kita akan diam dan berpangku tangan karena tidak mengetahui
Hadiahnya itu.

Naungan Allah pada hari kiamat, saat tidak ada naungan lagi selain dari Allah Yang Maha Rahmaan-Rahiim. Itulah kado istimewa yang Allah sediakan untuk kita, pemuda. Siapa saja tujuh golongan itu??

1. Hakim yang Adil

Nah lho…, katanya pemuda, tapi yang disebut malah hakim?? Saudara pembaca yang budiman, di antara kita mungkin sudah sering mendengarkan kalimat ini. Setiap orang adalah pemimpin atas dirinya, dan kelak akan dimintai pertanggungjawabannya. Jadi, jangan dulu memikirkan bahwa pemimpin itu membawa banyak orang di bawahnya, seperti presiden, gubernur, dan lainnya. Namun ternyata setiap kita adalah pemimpin bagi diri kita masing-masing.

Jadilah pemimpin yang adil, yang selalu membawa diri ini kepada kebaikan.


Itulah pemimpin yang adil, membawa yang dipimpinnya untuk selalu berbuat kebaikan, menghindarkan dari hal-hal yang membawa keburukan. Seperti beribadah yang taat, menghadiri majelis-majelis ilmu, berbuat baik kepada setiap orang terutama kepada orang-orang terdekat-orang tua, keluarga, sahabat-, dan lain sebagainya. Itulah pemimpin yang adil. Dan pemuda yang mengerti pasti bisa menjadi pemimpin yang adil.

2. Pemuda yang taat ibadah hanya kepada Allah swt.

Saudaraku yang diberkahi Allah, sungguh beruntung bagi orang-orang yang senantiasa untuk taat beribadah kepada Allah swt. Terutama kita, sebagai pemuda. Sungguh Allah akan memberikan banyak pahala kepada pemuda yang taat beribadah kepada-Nya, dibanding orang tua yang taat. Wajar saja, karena ujian (godaan)-nya lebih banyak dan dahsyat kepada pemuda. Seperti jaman sekarang, banyak sekali pemuda yang terlalaikan oleh teknologi, sinetron televisi, dan lainnya. Saat ini, pagelaran piala dunia di Afrika telah membuat pemuda lalai untuk shalat Maghrib dan ‘Isya, apalagi jadwalnya yang pukul 01.30 waktu Indonesia barat, sebagian telah alai untuk menunaikan qiyamul lail. Padahal waktu-waktu qiyamul lail adalah kesempatan kita untuk berkhalwat dengan Allah swt. Waktunya Allah mendengarkan doa-doa kita lebih dekat, karena waktu itu, Allah turun ke langit bumi-jarak terdekat antara langit dan bumi-.. semoga kita terus berusaha untuk meningkatkan ketaatan ibadah kita kepada Allah swt.

3. Pemuda yang terpaut hatinya kepada Masjid-masjid

Saudaraku yang mudah-mudahan selalu mendapat RIDHO Allah swt. Lagi-lagi Allah memberikan hadiah istimewanya itu untuk pemuda. Sungguh Allah memberikan nikmat yang banyak kepada para pemuda yang patut kita syukuri. Saudara pembaca, Allah akan memberikan Naungan-Nya di saat tidak ada lagi naungan kecuali dari-Nya kepada pemuda yang hatinya terpaut pada masjid. Dimana pun ia berada, sedang apapun ia beraktivitas, namun saat terdengar panggilan Allah swt.-adzan-, maka ia akan segera memenuhi panggilan tersebut.

Tidak hanya untuk menunaikan shalat fardhu saja, namun juga untuk memakmurkan masjid-masjid Allah dengan mendawamkan tilawah Al-Qur’an, mengkaji hadits, kaji tafsir, mengajarkan pelajaran bermanfaat-terutama ilmu Islam- dan lain sebagainya. Dalam haditsnya, tertulis masaajida, yang artinya masjid-masjid (jamak), jadi kita tidak hanya saja memakmurkan masjid yang ada di sekitar rumah kita, namun terlebih kita harus berusaha memakmurkan masjid dimana pun kita berada. Baik sedang di perjalanan, atau sedang ada di luar kota tempat kita tinggal. Saudara pembaca, selamat memakmurkan masjid. Selamat menikmati jamuan Allah swt.

4. Pemuda yang bersedekah secara bersembunyi-sembunyi

Saudara pembaca, Rasulullah saw. adalah teladan kita semua, beliau juga adalah orang yang paling dermawan. Terlebih di bulan Ramadhan, kebaikan sedekahnya lebih cepat dibanding angina yang berhembus. Kita juga sepatutnya dapat mendermakan sedekah kepada yang membutuhkannya. Dan sedekah yang utama adalah sedekah secara sembunyi-sembunyi sehingga (ibaratnya) tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya. Ini menggambarkan tentang makna keikhlasan hati orang yang bersedekah. Sesungguhnya tidak ramai orang yang dapat menyembunyikan kebaikan yang dilakukannya melainkan akan terdapat juga perasaan riya’ dan ingin menunjuk-nunjuk supaya mendapatkan pujian atau sanjungan dari orang ramai atau sekurang-kurangnya ada orang yang mengetahui kebaikan yang dilakukannya itu. Sesungguhnya, sikap tersembunyi-sembunyi akan menimbulkan keikhlasan dan menjauhkan sifat riya’, insya Allah..

5. Dua pemuda yang bertemu dan berpisah karena Allah

Weish, tunggu dulu…ini buka antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya, namun saudara se-iman. Sesame ikhwan, atau sesama akhwat. Inilah yang menjadi usaha bagi yang sudah mempunyai kelompok rutin pekanan. Ia bertemu untuk merekatkan ukhuwah, bersama-sama berniat karena Allah untuk mencari ilmu, saling mengingatkan dalam kebaikan, ketaatan dan lainnya. Ia berpisah karena Allah untuk menyebar kebaikan kepada orang lain yang lebih banyak. Bersyukurlah, wahai saudara pembaca yang sudah mempunyai kelompok pertemuan. Allah akan memberikan pahala yang besar bagi orang-orang yang berkasih saying dan saling mengingatkan kepada kebaikan dan kesabaran. Betapa Allah memberikan pahala kepada dua orang yang bertemu dan berpisah karena-Nya, apalagi lebih dari dua orang. Perbanyaklah saudara kita.

6. Pemuda yang menolak rayuan wanita untuk berzina

Saudaraku, sungguh Allah Maha Tahu, ujian demi ujian yang kita lalui pastilah Allah akan memberikan imbalan yang setimpal jika kita dapat melalui ujian tersebut dengan baik dan benar menurut Allah swt.

Dikisahkan seorang pedagang karpet pada jaman Rasulullah, yang juga sahabat beliau. Ia menjual karpetnya secara keliling. Karena saking ramah dan baik dan tampannya pedagang tersebut, maka hampir setiap hari ia dapat menjual karpet-karpetnya. Suatu hari di suatu daerah, karpet dagangannya belum ada yang membeli. Beberapa saat kemudian ada seorang gadis cantik yang menghampirinya. Ia berpura-pura akan membeli karpetnya jika pedagang ini ikut ke rumahnya. Maka, ia pun mengikuti karena tidak tahu niat jahat perempuan ini.

Setelah mereka tiba di rumah, sang perempuan tersebut berbicara kepada pemuda tampan itu untuk berzina dengannya. Secara spontan, lelaki itu kaget dan menolak ajakannya. Beberapa saat kemudian ia mempunyai ide. Ia meminta izin ke kamar mandi. Secara tiba-tiba, si perempuan itu kaget melihat sang pemuda pedagang karpet itu sudah terlumuri kotorannya sendiri. Ya, sang pemuda melumuri badannya dengan kotorannya sendiri dengan tujuan supaya wanita tidak ingin berzina dengannya. Karena baunya, maka wanita itu pun mengusir pemuda penjual karpet itu.

Sepanjang perjalanan pulang banyak yang mengganggapnya orang gila dan bau terhadapnya. Sang Pemuda bergegas mandi dan membersihkan dirinya dengan bersih. Saat sudah mandi dan berkemas untuk melanjutkan dagangnya, banyak sahabat lain dan orang-orang di sekitarnya mencium bau harum seperti parfum kasturi. Bahkan dari jarak yang jauh. Setelah Rasulullah mengetahuinya, beliau dan para sahabat menjulukinya sebagai Sang “Al-Misk”, yang harum seperti parfum surga. Dari peristiwa itu, sampai meninggalnya-bahkan sampai di surga, sahabat itu akan tetap harum kasturi.. (al-hadits). Itulah balasan dari Allah swt. Kepada orang-orang yang mampu menjaga diri dan kehormatan hidupnya.

7. Pemuda yang mencucurkan air mata saat shalat malam.

Saudara pembaca, ada lagi satu peristiwa yang cukup menggugah kita, yang patut ditafakuri oleh semua. Cerita ini pula yang menjadi sebab turunnya (asbabul nuzul) Qur’an Surat Ali Imran ayat 190-191. Pada suatu subuh, Bilal bin Ra’bah memanggil Rasulullah saw. Karena pada Subuh tersebut tidak seperti biasanya, Rasulullah belum dating-datang untuk menunaikan shalat subuh berjamaah. Setelah Bilal menghampiri, ia mendapati Rasulullah sedang menangis tersedu-sedu. Rasulullah saw. Bercerita kepada Bilal bahwa ia baru menerima wahyu dari Allah swt. Melalui Malaikat Jibril. “Inna Fii Kholqissamaawaatii wal ardh, wakhtilaa fillaili wan nahaari la aayatilliuulil albaab”; Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam pada malam terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal. Saat itu Bilal bertanya, bukankah engkau sudah berakal Yaa Rasulullah?? Lalu Rasulullah saw menjawab: “memang Allah memberiku kelebihan dan akal yang dapat menerjemahkan ayat ini, tapi bagaimana dengan umatku??” lalu Bilal pun hanya terdiam dan ikut menitikkan air matanya.

Saudara pembaca yang mulia dan saya banggakan, Allah menyediakan waktu-waktu yang mustajabnya do’a, saat itulah semestinya kita dapat berkomunikasi langsung denganNya melalui dzikir-dzikir dan do’a-do’a kita. Sungguh Allah akan mengabulkan doa-doa itu. Saudara pembaca, berdo’alah kepadaNya, memohon apa yang kita minta. Salah satu waktu mustajab itu adalah dengan qiyamullail, karena waktu itu Allah akan turun ke bumi, menjadi saksi bahwa hambaNya mendekatkan diri kepadaNya di saat yang lain sedang terlelap tidur.

Ingatlah, ada dua tetesan yang haram tersentuh neraka. Tetesan air mata karena tangisan kepada Allah saat shalat malam dan tetesan darah syuhada yang berjihad di jalan Allah…

Itulah saudara pembaca, tujuh hal yang menjadikan kita mendapatkan hadiah, kado special dari Allah swt. Semoga kita dapat menjadi salah satu golongan di atas, menjadi hamba Allah yang mendapat naunganNya di saat tidak ada lagi naungan Allah kepada siapa pun. Perbanyaklah ketaatan (ibadah) kita kepada Allah.

Saudara pembaca, berbaiksangkalah kepada Allah swt...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Hidup Ini Masa Penuh Karya

dakwatuna.com –
Kembali mengingat apa yang Rasul katakan,” Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain ” .

Dan juga “Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka”.

Kembali berpikir untuk terus memantaskan diri di hadapan Alloh atas segala kenikmatan yang Dia berikan padaku..

Kejadian ini tepatnya di akhir tahun 2010 lalu. Saat itu terdengar kabar bahwa istri dari seorang ustad kami meninggal dunia. Memang kami baru mendengarnya 2 hari setelahnya, tetapi kisah pada hari-H pengurusan jenazahnya memberikan kisah yang begitu bermakna bagi kami yang ditinggalkan.

Rumah di daerah bekasi itu ramai oleh tetangga yang datang melayat dan membantu mengurusi jenazah. Ada beberapa orang ustad kami yang hadir ke rumah itu (salah satu dari keduanya yang menyampaikan kepadaku kisah ini). Setelah bersalaman dan menyampaikan doa, tak terlihat dari wajah keluarga tetesan air mata. Semua terlihat tegar dan tabah menjalani ujian ini. Kehilangan istri, kehilangan ibu, yang mungkin bagi sebagian besar orang akan menangis sejadi-jadinya saat tahu istri atau ibu mereka meninggal. Semua pengurusan jenazah hampir selesai dan siap dikuburkan.

Saat disholatkan, seorang ustad yang hadir pada kesempatan itu sempat nyeletuk, “Begitu tegar dan sabarnya ia, sampai-sampai tak ada air mata yang menetes saat ia akan mengimami sholat jenazah istrinya. Bisakah saya seperti dia pada saat terjadi kejadian yang sama..” Ada juga diantara jama’ah sholat jenazah tersebut yang teringat pada sebuah hadits Rasul yang artinya, “Apabila seorang muslim wafat dan jenazahnya dishalati oleh empat puluh orang yang tidak syirik kepada Allah maka Allah mengijinkan pertolongan oleh mereka baginya (si mayit).” (HR. Abu Dawud)

Selepas sholat jenazah dilangsungkan, semuanya bergegas menuju mobil yang tersedia untuk mengangkut para pelayat yang akan mengantarkan jenazah hingga ke peraduan terakhirnya. Sesampainya di TPU, jenazah langsung diturunkan oleh sang suami dibantu beberapa orang lainnya. Beliau dengan begitu tegarnya, tak terlihat wajah sedih penuh duka, mengangkat jenazah istrinya. Semua dilakukan oleh beliau dengan wajah yang tenang. Sampailah pada akhir dari prosesi penguburan itu, semua orang satu persatu meninggalkan pusara termasuk sang suami.

Sekembalinya di rumah duka, beberapa orang masih berkumpul dan bercakap-cakap. Ada yang bertanya tentang kabar saudara yang lain yang belum terlihat hingga siang itu. Ada juga yang bertanya tentang seorang naqib yang belum terdengar kabarnya sejak informasi istri ustad tersebut beredar. Walaupun ternyata setelah diklarifikasi kepada sang empunya rumah, naqib tersebut sudah hadir dari ba’da shubuh tadi karena beliau harus ke kalimantan untuk memberikan pelatihan kepada kader-kader disana. Sirnalah prasangka mereka berganti dengan lantunan istighfar dalam hati dan lirih dari lisan mereka.

Hari sudah semakin sore, para pelayat satu persatu mulai berpamitan kepada empunya rumah termasuk para ustad. Saat giliran salah seorang ustad akan berpamitan, tak pelak terdengar suara parau menahan tangis dari empunya rumah. Ternyata suami itu tak tahan menahan haru dan duka dalam hatinya saat melihat saudaranya akan berpamitan. Terdengar lirih dari lisannya sebuah pesan pada ustad tersebut, “Jaga silaturahim akhi”. Memang suara itu terdengar parau tapi makna kalimatnya jelas tertangkap oleh telinga, diteruskan ke otak, lalu sampai ke hati.

Di dalam perjalanan pulang, para ustad tadi bercerita dan berdiskusi tentang kejadian-kejadian hari ini. Akhirnya terungkap bahwa almarhumah adalah seorang pengidap kanker payudara sejak lama. Suami dan anak-anaknya tahu itu dengan jelas, dan mereka sudah dikondisikan untuk mengikhlaskan apabila waktu itu hadir lebih cepat. Suaminya dalam kondisi tersebut tetap bersemangat bahkan semangatnya berkali-kali lipat dari biasanya. Kini posisi terbaik dalam perusahaan telah didapatkannya, untuk membiayai pengobatan istrinya. Ia terus berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk keluarga, agama, dan masyarakat. Tak pernah ia mengeluh pada saudara-saudaranya yang lain. Ia hanya mengukir senyuman pada orang yang bertanya padanya tentang hal-hal yang menimpanya.

Lantas, ustad yang diberikan pesan sebelum pulang pun ikut menyampaikan pada forum saat itu. Berharap ada makna lebih yang bisa diambil dari pesan beliau. Dari perbicangan dan perenungannya, akhirnya didapatkanlah beberapa makna dari kalimat “Jaga silaturahim akhi…”

Pertama, menjaga silaturahim sama seperti menjaga barang kesukaan kita. Harus dengan penuh pengorbanan dan perjuangan. Dalam ukhuwah tidak mungkin tidak ada perselisihan, sakit hati, kecewa, dan kekurangan lainnya. Tetapi, itu semua Islam membatasinya. Saat rasa sakit hati, perselisihan, kecewa, dan kekurangan lainnya itu hadir dalam ukhuwah maka tidaklah lebih dari 3 hari. Setelah itu, wajib hukumnya untuk menjalin kembali silaturahim dan mengikhlaskan hal-hal yang berkaitan dengan hal itu.

Dari silaturahim kepada sesama, kita bisa mendapatkan kawan dan saudara baru. Silaturahim terdekat adalah silaturahim pada keluarga terdekat, tetangga, dan lainnya. Terkadang silaturahim dengan tetangga saat ini jarang terjadi karena sikap individualis, kesibukan personal, dan macam-macam alasan lainnya. Maka sungguh merugi mereka yang apabila waktu sholat datang tidak berjama’ah di masjid. Mengapa? karena ia telah kehilangan momentum silaturahim dengan tetangga. Bukankah silaturahim itu membuka pintu rezeki, menambah pahala, dan mengikatkan hati di atas jalinan sayang Allah??

Kedua, kalimat itu memiliki arti selainnya yaitu berbuat kebaikanlah saat kau masih bisa berbuat. Masa kematian itu hanyalah masa transisi antara masa karya kita di dunia dengan masa penuh balasan di akhirat nanti. Maka kerjakanlah karya yang terhebat dan fantastis sejak sekarang juga karena waktu kita di dunia hanya sebentar saja. Tak ada sehela nafaspun yang sia-sia dengan tidak berbuat kebaikan di masa-masa ini.

Kita sering merasa jabatan atau amanah kita yang rendah diartikan sebagai pintu penghalang memberikan kebaikan pada oranglain dan berbuat karya terbaik semampu kita. Padahal itu adalah cara pandang yang keliru. Malahan saat itu, kita sedang diberi peluang memberi kebaikan dan menorehkan karya terbaik kita.

Seseorang yang berprofesi sebagai tukang sapu jalanan mungkin dipandang sebelah mata oleh orang. Tak seperti pandangan orang-orang pada seorang presiden. Apa yang berbeda dari mereka?? Tidak ada sama sekali. Mereka sama-sama manusia ciptaan Alloh Ta’ala. Mereka sama-sama punya tugas dunia yang sama yaitu beribadah pada-Nya. Merekapun sama, manusia yang berpeluang untuk berbuat kebaikan dan menorehkan karya terbaiknya sesuai dengan jabatan dan amanah mereka di dunia ini.

Seorang yang menjabat sebagai presiden tidak akan bahagia apabila jabatannya itu diperoleh dari yang haram. Tidak akan bahagia apabila ia tidak bisa memerintah dengan adil. Tapi ia akan bahagia apabila ia mendapatkan jabatan itu bukan dengan cara yang haram, dan ia bisa memerintah rakyatnya dengan adil. Begitu pun dengan seorang tukang sapu jalanan. Ia bisa menorehkan karya terbaiknya di dunia ini dan merasakan kebahagiaan. Tapi bila ia merasa rendah diri dan tidak melakukan yang terbaik dalam menjalankan tugasnya maka ia akan menjadi orang-orang yang merugi.

***

Saudaraku..

hidup ini masa kita berbakti pada-Nya

hidup ini masa menanam benih kebaikan

hidup ini masa menyemai kasih sayang

hidup ini masa karya kita

karena kematian hanyalah waktu tunggu bagi kita

antara masa penuh karya (dunia)

dengan masa penuh balasan (akhirat)

yakinlah apapun yang Dia janjikan

sekecil apapun karya yang kita torehkan

di masa penuh karya ini

maka Dia akan membalas sepadan

bahkan berkali-kali lipat

Saudaraku…

optimalkanlah hidupmu

buatlah ia menjadi berarti

bagi dirimu

bagi sekelilingmu

karena hidup ini

masa penuh karya

yang rugi bila terlewatkan

saat kesempatan masih ada

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Ayah: Sebuah Anugerah

“Ayah: Sebuah Anugerah” Ungkapan Hati Seorang Anak
Kaifa Ihtada
23/3/2011 | 19 Rabiuts Tsani 1432 H | Hits: 3.726
Oleh: Syaefudin

dakwatuna.com - Malam ini, tak terasa air mata deras mengalir membasahi pipiku. Berteman notebook dan tumpukan buku, anganku bergegas menerawang kenangan masa lalu. Saat-saat membersama Ayah tercinta, yang begitu kental menjejakkan arti di kedalaman kalbu.

Adalah sebuah kisah, kenyataan juang seorang Ayah di desa terpencil, di Jawa Tengah. Usia yang tak lagi muda, tetap tak memupuskan semangat untuk membesarkan dan mendidik anak semata wayang sampai meraih cita yang diidamkan.

Ia tak berpendidikan tinggi, layaknya saudara dan tetangga di kampungnya yang bisa sekolah sampai SMA bahkan perguruan tinggi. Ia hanya lulusan Sekolah Dasar. Fakta hidup bahwa ia adalah anak tertua di keluarga, membuatnya lebih dewasa, menjadi tumpuan kelangsungan hidup dan pendidikan adik-adiknya.

Meski usia masih muda, ia adalah tulang punggung keluarga. Tak pernah terbesit sedikit pun berontak, berlari meninggalkan tanggung jawab, dan membiarkan kedua orang tuanya yang sudah menginjak lanjut usia mengurus keluarga. Alhasil, setamat SD ia langsung merantau mencari sesuap nasi untuk menghidupi kelima adik dan orang tua tercinta.

Tempaan hidup, kematangan, dan kesabaran memikul tanggung jawab sewaktu muda, membawanya menjadi pribadi yang berwibawa. Sampai, suatu saat ia ditinggalkan istri tercinta, yang mendahului bertemu Sang Pencipta. Saat Ibunda tutup usia, saya masih berumur 3 tahun. Saat itu, Ayah memutuskan untuk ‘tidak’ menikah kembali sebelum melihat buah hatinya besar dan sukses. Entah, jujur keputusan ini belum saya dengar langsung dari Ayah. Tak sedikit pun ia pernah bercerita tentang dirinya. Namun, dari kisah yang saya dapat dari teman dan kerabat dekatnya, begitulah Ayah bertekad.

Sesosok Ayah yang hebat. Itulah kalimat ringkas, yang meski sederhana tapi menurut saya cukup mewakili pengorbanan Ayah dalam memperjuangkan hidup dan penghidupan keluarga. Masih tersimpan dalam memori otak saya, beberapa episode mengharukan bersamanya.

Sewaktu kecil, melihat anak-anak berseragam putih merah berangkat menimba ilmu, saya merengek minta masuk sekolah. Segala upaya dilakukan Ayah, kakek, dan nenek untuk meredam ‘tindakan aneh’ saya yang menginginkan sekolah. Saat itu kata guru SD usia saya belum mencukupi kriteria masuk sekolah. Tak lazim anak seumuran saya sudah masuk sekolah, harus menunggu waktu setahun lagi baru boleh mengenyam pendidikan SD (‘kebijakan’ yang baru saya sadari berbeda dengan kenyataan di kota besar, usia saya saat itu sebenarnya sudah diperbolehkan sekolah).

Berulang kali Ayah menjelaskan kepada saya alasan kenapa tidak boleh sekolah saat itu. Namun, berulang kali juga rengekan saya menjadi-jadi. Akhirnya, dengan segala upaya Ayah mencoba menuturkan keinginan saya ke pihak sekolah. Alhamdulillah, akhirnya saya bisa mengenyam pendidikan Sekolah Dasar. Dari sini saya belajar, betapa rasa sayang sesosok lelaki ber-‘mahkota’ Ayah sangat tinggi terhadap buah hatinya.

Lain waktu, saat saya duduk di bangku SLTP, ada kejadian yang tak kalah mengharubirukan hati. Kala itu, hujan semalam yang mengguyur bumi menyisakan limpahan air bah banjir di desa dan kecamatan kami. Pagi hari menjelang jam berangkat sekolah, dengan sisa-sisa air banjir yang masih mengalir deras menyusuri jalanan tak beraspal, tak mungkin bagi saya naik sepeda seperti biasa karena jalanan becek. Pun, tak mudah bagi saya mendapatkan angkutan umum semacam mini bus karena pagi itu jam padat anak sekolah dan pedagang. Di tengah kesulitan dan keinginan masuk sekolah tersebut, Ayah menyambut dengan tindakan. Ia akan mengantarkan saya ke sekolah dengan sepeda tuanya. Artinya, ia menerjang deras nya aliran banjir, mengalahkan liatnya tanah yang menempel di roda-roda sepeda, serta menempuh minimal setengah jam perjalanan dari rumah ke sekolah yang berada di pusat kecamatan.

Itulah Ayah. Ia mengajari ku arti pengorbanan. Tak ada rasa malu baginya mengantarkan buah hati menuju cita-cita ‘bersekolah’ meski hanya berbekal sepeda tua, berlomba menunjukkan ‘cinta’-nya kepada orang tua lain yang mengantarkan anak mereka dengan sepeda motor atau mobil pribadi. Ketika kaki berlumur lumpur itu mengayuh sepeda, kulihat wajah yang tetap anggun dan memancarkan aura semangat kepada jantung hatinya. Seolah-olah, dengan tetes keringat yang menempel di dahi bergurat terik mentari itu ia berkata “Nak, ayo…Ayah mendukungmu. Apa pun yang kamu inginkan, kan kuturuti. Tak peduli kata orang. Semampu ku, insya Allah akan ku bantu”.

Menjelang lulus SMU, alhamdulillah saya diterima di sebuah Perguruan Tinggi Negeri ternama melalui jalur PMDK. Saya ingat, saat itu masih bulan Maret-April. Jauh hari sebelumnya, saya pernah berujar pada Ayah bahwa saya akan melanjutkan kuliah.

Mendengar keinginan saya, Ayah pun bertanya tentang waktu masuk kuliah nya. Karena dulu saya belum menentukan secara spesifik akan melanjutkan ke PT mana dan jurusan apa, saya bilang sesuai pengetahuan saya bahwa biasanya mahasiswa mulai aktif kuliah bulan Agustus atau September. Apa gerangan Ayah menanyakannya? Ya, tentu berkaitan dengan persiapan dana yang tidak sedikit untuk masuk kuliah. Namun, pengumuman PMDK yang ‘lebih’ awal, sempat membuat saya kaget bercampur gembira. Di pengumuman tersebut, saya harus mendaftar ulang dan memulai kuliah matrikulasi bulan Juni. Ini 3 bulan lebih awal dari bayangan saya. Kabar ini langsung saya beritakan kepada Ayah. Lalu, surat pengumuman pun saya berikan. Melihat isi pengumuman, Ayah gembira. Namun, sejurus kemudian ia termenung dan dengan mata agak berkaca-kaca ia berujar, “Jadi, masuknya bulan Juni?”

Tak aneh bagi saya mendengar pertanyaan Ayah. Ya, terkaan saya benar: biaya. Setidaknya jadwal kuliah yang lebih awal itu belum diprediksi Ayah. Boleh jadi, saat itu ia belum memperoleh uang yang cukup untuk membiayai perkuliahan saya. Dengan nada optimis, saya berujar pada Ayah “Tenang, Ayah…nggak usah mempermasalahkan biaya. Insya Allah saya akan usaha nyari uang pinjaman ke guru-guru di SMU”.

Entah, kenapa saat itu saya sangat optimis. Mungkin, keinginan terbesar saat itu bagi saya adalah bagaimana mata Ayah yang berkaca-kaca, disertai dengan suara bergetar karena menangis belum mendapatkan sejumlah uang yang harus disiapkan untuk daftar ulang kuliah, segera terhenti dan beralih bahagia karena anak semata wayangnya diterima kuliah di PTN favorit. Masya Allah, fabi ayyi aalaa’i robbikumaa tukadz-dzibaan? Bukankah Engkau telah menganugerahkan Ayah yang pantang menyerah menyekolahkan anak-nya? (*/Syef)

“Semoga Allah melimpahkan nikmat iman, Islam, dan keberkahan hidup pada Ayahanda nun jauh di sana. Maafkan, Ananda belum bisa menjadi tumpuan yang diharapkan. Suatu saat, kuingin kita berkumpul, bercerita tentang anakmu, harapanmu, dan kebahagiaanmu”.

(*/Sebagaimana dikisahkan oleh seorang mahasiswa. Kini, ia tengah menempuh program magister sambil bekerja di sebuah institusi perguruan tinggi. Semasa meraih pendidikan sarjana, ia mendapatkan beasiswa penuh dari berbagai institusi dan atas nama pribadi. “Saya yakin, Allah selalu memberikan yang terbaik bagi kami”, ujarnya optimis)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Iman kepada Qadha dan Qadar Lahirkan Ketenangan



Rukun iman keenam ini merupakan pilar kehidupan yang amat penting. Dengan iman kepada Qadha dan Qadhar kita sadar akan kekuasaan Allah, kita sadar akan keterbatasan manusia dan sadar akan keterbatasan mahluk-Nya. Iman kepada Qadha dan Qadar merupakan manifestasi keimanan kepada Allah SWT yang Maha Berkuasa di seluruh alam.

Kesadaran inilah yang akan memberikan ketenangan bathin manakala berbagai ujian dan musibah menimpa. Seorang beriman yakin seyakin-yakinnya bahwa apapun yang terjadi adalah kehendakNya.

Mushtafa Bugha dan Muhyidin Misto dalam Syarah Arabain Nawajiyah menjelaskan, seorang hamba yang beriman tidak akan peduli dengan berbagai usaha menggoyang dan membahayakannya. Karena ia tahu dan yakin bahwa kebaikan dan keburukan hanyalah terjadi atas kuasa Allah. Bahwa manfaat dan mudharat terjadi hanya kehendakNya, dan tidak ada satu mahluk pun yang ikut memiliki wewenang.

“Katakanlah Semuanya (datang) dari sisi Allah (An Nisaa:78)

Rasulullah SAW bersabda: Ketahuilah bahwa jika seluruh umat ini berkumpul untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat bagimu, maka mereka tidak akan bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah untukmu. Dan jika seluruh umat ini berkumpul untuk memudharatkanmu dengan sesuatu, maka mereka tidak akan bisa memudharatkanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah terhadapmu.

Allah berfirman dalam Surat Al An’am ayat 17.

Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu maka tidak ada yang menghilangkannya selain Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Mahakkuasa atas tiap-tiap sesuatu.

Menurut Musthafa dan Muhyidin, tidak ada bahaya yang akan menimpamu jika Allah tidak menghendakinya, bahkan Allah justru akan menjauhkan bahaya tersebut darimu. Demikian juga jika ada seseorang yang menginginkan satu manfaat bagimu, maka manfaat tersebut tidak bisa engkau nikmati manakala Allah enggan memberikannya kepadamu.

Tiada sesuatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah SWT. (Al Hadid:22)

Demikianlah seorang beriman akan meyakini apapun yang telah terjadi dan dialami sampai detik ini merupakan sebuah kehendak Allah. Allah lah yang mengetahui seluruh kehendak-Nya dan tugas kita adalah mengimani dengan keyakinan spenuhnya mulai dari hati, ucapan sampai perbuatan bahwa semuanya merupakan kehendak-Nya. Inilah yang kemudian akan memberikan ketenangan akan hari ini dan masa depan. Semuanya telah berada di tangan-Nya, dan sudah ada jaminan bahwa yang beriman kepadaNya akan selamat di dunia dan akhirat. Sebuah ketenangan yang Allah kemudian ilhamkan kepada mereka yang beriman.

Rasulullah SAW yang mulia dalam hadits yang diriwayatkan Ahmad bersabda:

Segala sesuatu memiliki hakikat, maka seseorang tidak akan mencapai hakikat keimanan sehingga ia memahami bahwa apa yang menimpanya tidak akan bisa luput darinya dan segala sesuatu yang luput darinya tidak akan dapat menimpanya.

Dengan sikap yang mendalam terhadap rukun iman keenam ini maka seorang Muslim hatinya akan senantiasa tenang, tidak gelisah dan tidak khawatir akan masa depan meskipun secara akal mungkin suram dan tidak menentu. Semuanya karena dia menggantungkan kepada Allah SWT yang telah menciptakan dirinya. Allah tempat bergantung dan kepada Allah semua akan kembali. ***

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Rasulullah SAW di Mata Tokoh-tokoh Dunia!

1. Mahatma Gandhi (Komentar mengenai karakter Muhammad di YOUNG INDIA)

"Pernah saya bertanya-tanya siapakah tokoh yang paling berpengaruh bagi umat manusia ?? Saya lebih dari yakin bahwa bukan pedanglah yang memberikan kebesaran pada Islam pada masanya. Tapi ia datang dari kesederhanaan, kebersahajaan, kehati-hatian Muhammad; serta pengabdian luar biasa kepada teman-teman dan pengikutnya, tekadnya, keberaniannya, serta keyakinannya pada Tuhan dan tugasnya. Semua ini (dan bukan pedang ) menyingkirkan segala halangan. Ketika saya menutup halaman terakhir volume 2 (biografi Muhammad), saya sedih karena tiada lagi cerita yang tersisa untuk saya baca dari kehidupannya yang agung".

2. Sir George Bernard Shaw
(The Genuine Islam,’ Vol. 1, No. 8, 1936)

“Jika ada agama yang berpeluang menguasai Inggris bahkan Eropa – beberapa ratus tahun dari sekarang, Islam-lah agama tersebut.”

"Saya senantiasa menghormati agama Muhammad karena potensi yang dimilikinya. Ini adalah satu-satunya agama yang bagi saya memiliki kemampuan menyatukan dan merubah peradaban. Saya sudah mempelajari Muhammad sesosok pribadi agung yang jauh dari kesan seorang anti-kristus, dia harus dipanggil ’sang penyelamat kemanusiaan”.

“Saya yakin, apabila orang semacam Muhammad memegang kekuasaan tunggal di dunia modern ini, dia akan berhasil mengatasi segala permasalahan sedemikian hingga membawa kedamaian dan kebahagiaan yang dibutuhkan dunia : Ramalanku, keyakinan yang dibawanya akan diterima Eropa di masa datang dan memang ia telah mulai diterima Eropa saat ini".

“Dia adalah manusia teragung yang pernah menginjakkan kakinya di bumi ini. Dia membawa sebuah agama, mendirikan sebuah bangsa, meletakkan dasar-dasar moral, memulai sekian banyak gerakan pembaruan sosial dan politik, mendirikan sebuah masyarakat yang kuat dan dinamis untuk melaksanakan dan mewakili seluruh ajarannya, dan ia juga telah merevolusi pikiran serta perilaku manusia untuk seluruh masa yang akan datang".

"Dia adalah Muhammad (SAW). Dia lahir di Arab tahun 570 masehi, memulai misi mengajarkan agama kebenaran, Islam (penyerahan diri pada Tuhan) pada usia 40 dan meninggalkan dunia ini pada usia 63. Sepanjang masa kenabiannya yang pendek (23 tahun) dia telah merubah Jazirah Arab dari paganisme dan pemuja makhluk menjadi para pemuja Tuhan yang Esa, dari peperangan dan perpecahan antar suku menjadi bangsa yang bersatu, dari kaum pemabuk dan pengacau menjadi kaum pemikir dan penyabar, dari kaum tak berhukum dan anarkis menjadi kaum yang teratur, dari kebobrokan ke keagungan moral. Sejarah manusia tidak pernah mengenal tranformasi sebuah masyarakat atau tempat sedahsyat ini bayangkan ini terjadi dalam kurun waktu hanya sedikit di atas DUA DEKADE.”

3. Michael H. Hart (THE 100: A RANKING OF THE MOST INFLUENTIAL PERSONS IN HISTORY, New York, 1978)

"Pilihan saya untuk menempatkan Muhammad pada urutan No.1 mungkin mengejutkan semua pihak, tapi dialah satu-satunya orang yang sukses baik dalam tataran sekular maupun agama. (hal. 33). La Martine, seorang sejarawan terkemuka menyatakan bahwa: “Jika keagungan sebuah tujuan, kecilnya fasilitas yang diberikan untuk mencapai tujuan tersebut, serta menakjubkannya hasil yang dicapai menjadi tolok ukur kejeniusan seorang manusia; siapakah yang berani membandingkan tokoh hebat manapun dalam sejarah modern dengan Muhammad? Tokoh-tokoh itu membangun pasukan, hukum dan kerajaan saja. Mereka hanyalah menciptakan kekuatan-kekuatan material yang hancur bahkan di depan mata mereka sendiri."

"Muhammad bergerak tidak hanya dengan tentara, hukum, kerajaan, rakyat dan dinasti, tapi jutaan manusia di dua per tiga wilayah dunia saat itu; lebih dari itu, ia telah merubah altar-altar pemujaan, sesembahan, agama, pikiran, kepercayaan serta jiwa…
Kesabarannya dalam kemenangan dan ambisinya yang dipersembahkan untuk satu tujuan tanpa sama sekali berhasrat membangun kekuasaan, sembahyang-sembahyangnya, dialognya dengan Tuhan, kematiannya dan kemenangan-kemenangan (umatnya) setelah kematiannya; semuanya membawa keyakinan umatnya hingga ia memiliki kekuatan untuk mengembalikan sebuah dogma. Dogma yang mengajarkan ketunggalan dan kegaiban (immateriality) Tuhan yang mengajarkan siapa sesungguhnya Tuhan. Dia singkirkan tuhan palsu dengan kekuatan dan mengenalkan tuhan yang sesungguhnya dengan kebijakan. Seorang filsuf yang juga seorang orator, apostle (hawariyyun, 12 orang pengikut Yesus), prajurit, ahli hukum, penakluk ide, pengembali dogma-dogma rasional dari sebuah ajaran tanpa pengidolaan, pendiri 20 kerajaan di bumi dan satu kerajaan spiritual, ialah Muhammad. Dari semua standar bagaimana kehebatan seorang manusia diukur, mungkin kita patut bertanya : adakah orang yang lebih agung dari dia?”

4. Lamartine (HISTOIRE DE LA TURQUIE, Paris, 1854, Vol. II, pp 276-277)

“Dunia telah menyaksikan banyak pribadi-pribadi agung. Namun, dari orang orang tersebut adalah orang yang sukses pada satu atau dua bidang saja misalnya agama atau militer. Hidup dan ajaran orang-orang ini seringkali terselimuti kabut waktu dan zaman. Begitu banyak spekulasi tentang waktu dan tempat lahir mereka, cara dan gaya hidup mereka, sifat dan detail ajaran mereka, serta tingkat dan ukuran kesuksesan mereka sehingga sulit bagi manusia untuk merekonstruksi ajaran dan hidup tokoh-tokoh ini.Tidak demikian dengan orang ini. Muhammad (SAW) telah begitu tinggi menggapai dalam berbagai bidang pikir dan perilaku manusia dalam sebuah episode cemerlang sejarah manusia. Setiap detil dari kehidupan pribadi dan ucapan-ucapannya telah secara akurat didokumentasikan dan dijaga dengan teliti sampai saat ini. Keaslian ajarannya begitu terjaga, tidak saja oleh karena penelusuran yang dilakukan para pengikut setianya tapi juga oleh para penentangnya. Muhammad adalah seorang agamawan, reformis sosial, teladan moral, administrator massa, sahabat setia, teman yang menyenangkan, suami yang penuh kasih dan seorang ayah yang penyayang – semua menjadi satu".

"Tiada lagi manusia dalam sejarah melebihi atau bahkan menyamainya dalam setiap aspek kehidupan tersebut -hanya dengan kepribadian seperti dia-lah keagungan seperti ini dapat diraih.”

5. K. S. RAMAKRISHNA RAO, Professor Philosophy dalam bookletnya, “Muhammad, The Prophet of Islam”

"Kepribadian Muhammad, hhmm sangat sulit untuk menggambarkannya dengan tepat. Saya pun hanya bisa menangkap sekilas saja : betapa ia adalah lukisan yang indah. Anda bisa lihat Muhammad sang Nabi, Muhammad sang pengusaha, Muhammad sang negarawan, Muhammad sang orator ulung, Muhammad sang pembaharu, Muhammad sang pelindung anak yatim-piatu,
Muhammad sang pelindung hamba sahaya, Muhammad sang pembela hak wanita, Muhammad sang hakim, Muhamad sang pemuka agama. Dalam setiap perannya tadi, ia adalah seorang pahlawan".

"Saat ini, 14 abad kemudian, kehidupan dan ajaran Muhammad tetap selamat, tiada yang hilang atau berubah sedikit pun. Ajaran yang menawarkan secercah harapan abadi tentang obat atas segala penyakit kemanusiaan yang ada dan telah ada sejak masa hidupnya. Ini bukanlah klaim seorang pengikutnya tapi juga sebuah simpulan tak terelakkan dari sebuah analisis sejarah yang kritis dan tidak biasa".

6. Profesor Snouck Hurgronje

"Liga bangsa-bangsa yang didirikan Nabi umat Islam telah meletakkan dasar-dasar persatuan internasional dan persaudaraan manusia di atas pondasi yang universal yang menerangi bagi bangsa lain. Buktinya, sampai saat ini tiada satu bangsa pun di dunia yang mampu menyamai Islam dalam capaiannya mewujudkan ide persatuan bangsa-bangsa.

Dunia telah banyak mengenal konsep ketuhanan, telah banyak individu yang hidup dan misinya lenyap menjadi legenda. Sejarah menunjukkan tiada satu pun legenda ini yang menyamai bahkan sebagian dari apa yang Muhammad capai. Seluruh jiwa raganya ia curahkan untuk satu tujuan : menyatukan manusia dalam pengabdian kapada Tuhan dalam aturan-aturan ketinggian moral.
Muhammad atau pengikutnya tidak pernah dalam sejarah menyatakan bahwa ia adalah putra Tuhan atau reinkarnasi Tuhan atau seorang jelmaan Tuhan. Dia selalu sejak dahulu sampai saat ini menganggap dirinya dan dianggap oleh pengikutnya hanyalah sebagai seorang pesuruh yang dipilih Tuhan".

7. Thomas Carlyle dalam bukunya HEROES AND HEROWORSHIP

"Betapa menakjubkan seorang manusia sendirian dapat mengubah suku-suku yang saling berperang dan kaum nomaden (Baduy) menjadi sebuah bangsa yang paling maju dan paling berperadaban hanya dalam waktu kurang dari dua dekade".

“Kebohongan yang dipropagandakan kaum Barat yang diselimutkan kepada orang ini (Muhammad) hanyalah mempermalukan diri kita sendiri".

“Sesosok jiwa besar yang tenang, seorang yang mau tidak mau harus dijunjung tinggi. Dia diciptakan untuk menerangi dunia, begitulah perintah Sang Pencipta Dunia".

8.Edward Gibbon and Simon Ockley Speaking on the profession of ISLAM



"Saya percaya bahwa Tuhan adalah tunggal dan Muhammad adalah pesuruh-Nya adalah pengakuan kebenaran Islam yang simpel dan seragam. Tuhan tidak pernah dihinakan dengan pujaan-pujaan kemakhlukan; penghormatan terhadap Sang Nabi tidak pernah berubah menjadi pengkultusan berlebihan; dan prinsip-prinsip hidupnya telah memberinya penghormatan dari pengikutnya dalam batas-batas akal dan agama" (HISTORY OF THE SARACEN EMPIRES, London, 1870, p. 54).

"Muhammad tidak lebih dari seorang manusia. Tapi ia adalah manusia dengan tugas mulia untuk menyatukan manusia dalam pengabdian terhadap satu dan hanya satu Tuhan serta untuk mengajarkan hidup yang jujur dan lurus sesuai perintah Tuhan. Dia selalu menggambarkan dirinya sebagai ‘hamba dan pesuruh Tuhan dan demikianlah juga setiap tindakannya".

sumber : kaskus.us

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Wudhu, Tayamum dan Listrik Statis



Assalaamu'alaikum, wr, wb. Teman saya bertanya kepada saya, "Kamu sering kesetrum listrik statis waktu memegang handle pintu kantor kita?" Saya jawab, "Iya, betul sekali. Tetapi hanya waktu musim dingin saja." Setiap musim dingin tiba, saya memang sering merasa kesetrum ketika memegang handle pintu yang terbuat dari bahan logam seperti almunium. Ia bertanya, "Tahukah kamu mengapa hal ini tidak terjadi di musim yang lain?" Saya jawab, "Tidak tahu." Kata teman saya, "Karena udara sangat kering di musim dingin." Saya tanya, "Kok bisa begitu?"

Jawab dia, "Karena molekul air yang mengembun di tubuh kita akan menetralkan listrik statis yang terakumulasi di tubuh kita. Di musim dingin, udara sangat kering, sehingga tidak ada molekul air di permukaan kulit kita. Elektron yang terkumpul di tubuh kita, yang kebanyakan berasal dari gesekan jaket yang kita kenakan, akan terus terakumulasi. Dan begitu tangan kita menyentuh logam yang merupakan konduktor yang baik, elektron yang terakumulasi tadi langsung "meloncat" dari tubuh kita ke logam tsb. Itu adalah fenomena "petir mini", dan ujung jarimu yang merasa seperti tersambar petir. Hal ini mirip dengan fenomena penangkal petir. Di atas ada gumpalan uap air yang kaya akan elektron. Elektron elektron itu akan "meloncat" ke bumi melalui titik titik terdekat dengan awan dan bahan konduktor yang bagus." Saya terkesima, dan berujar, "Oooo, begitu ya, ceritanya." Ia pun dengan semangat meneruskan kuliahnya, "Jadi, kalau kamu tidak ingin tersambar pertir mini alias kesetrum listrik statis, sebelum kau memegang handle pintu, basahilah dulu tanganmu dengan air. Atau, kalau tidak ada air, salurkanlah elektron di tubuhmu ke bumi dengan menebakkan tanganmu ke tanah atau tembok."

Saya terperangah dengan kalimat terakhir itu. Saya terperanjat. Saya
terkagum kagum. Saya bertakbir: Allahu Akbar! Berpuluh puluh tahun saya bertanya tanya tentang tayamum sebagai pengganti wudhu, berpuluh puluh tahun naluri keingintahuan saya pendam. Hari ini, temanku yang notabene seorang atheis yang menjelaskannya dengan gamblang dengan teori listrik statis; sebuah ilmu sederhana yang sudah aku pelajari sejak bangku SD dan selalu kudapatkan pelajaran itu di jenjang sekolah berikutnya. Dulu, saya mengira bahwa (satu satunya) hikmah berwudhu adalah membersihkan badan dari kotoran yang menempel di tubuh kita.

Tetapi saya tidak habis
fikir, bagaimana bisa wudhu diganti dengan tayammum yang dilakukan dengan membasuhkan debu ke wajah dan telapak tangan? Ternyata "kotoran" yang ada di dalam tubuh kita ternyata bukan hanya debu yang menempel ke tubuh kita. Ada jenis "kotoran" yang tidak terlihat oleh mata, jauh lebih berbahaya bila tidak segera di"buang". "Kotoran" itu bernama elektron, yang apabila terlalu banyak terakumulasi di tubuh kita bisa merusak kesetimbangan sistem elektrolit cairan di dalam tubuh kita. Molekul molekul air H2O yang bersifat polar sangat mudah menyerap elektron elektron yang terakumulasi di tubuh kita. Hanya dengan mengusapkan air ke permukaan kulit saja, maka "kotoran" elektron itu dengan mudah "terbuang" dari tubuh kita.

Sekarang saya faham, mengapa Rasulullah SAW pernah "mandi
besar" hanya dengan menggunakan air satu ciduk saja, kurang lebih satu liter saja. Rupa rupanya yang dibutuhkan hanyalah membasahi seluruh permukaan tubuh dengan air, tanpa harus mengguyurnya; dan itu pulalah sebenarnya definisi syar'i wudhu dan mandi besar, hanya perlu membasuh saja, dan bukan mengguyur. Ternyata, hanya dengan membasuh kulit tubuh dengan air itulah kelebihan elektron di permukaan tubuh kita akan dinetralkan. Dengan teori "kotoran" elektron listrik statis inilah akhirnya rahasia di balik tayamum sebagai pengganti wudhu menjadi terang benderang di mata saya; bahwa air yang dibasuhkan ke kulit tubuh akan menetralkan listrik statis di tubuh kita, dan penetralan itu bisa diganti dengan menebakkan tangan ke tanah dan mengusapkan debu wajah dan telapak tangan. Pernah ada kisah seorang sahabat bergulung gulung di tanah karena ia harus mandi besar dan tidak ada air. Ia mengira, bahwa ia harus melumuri tubuhnya dengan debu, sebab ia beranalogi dengan wudhu dan tayamum. Kalau wudhu yang mengusap hanya wajah, kepala, tangan dan kaki difanti dengan tayamum yang mengusap wajah dan telapak tangan, maka mandi janabat yang harus membasuh seluruh tubuh diganti dengan tayamum seluruh tubuh. Rasulullah pun menjelaskan bahwa tayamum untuk mandi janabah dilakukan sama persis dengan tayamum sebagai pengganti wudhu, yaitu cukup wajah dan telapak tangan saja.

Subhaanallaah.... Satu lagi Allah tunjukkan kepada saya bukti kebenaran
Alqur'an sebagai wahyu Allah dan bukan karangan manusia: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚوَإِن كُنتُم مَّرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُواصَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُم مِّنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّـهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَـٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿٦
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.) (6) QS AlMaidah.

Merasa mendapatkan "ilmu baru", saya pun mengklarifikasi hal ini ke mbah Google. Rupa rupanya saya ketinggalan jaman. Ternyata literatur mengenai wudhu, tayamum dan listrik statis ini sudah berjibun jumlahnya. Inilah salah satunya: http://fountainmagazine.net/article.php?ARTICLEID=435 Untungnya saya melakukan literatur search kecil kecilan sebelum membagi pengalaman saya di atas. Jika tidak, bisa bisa saya mendapat gelar baru: Plagiator! Alaa kulli haal, above all, mudah mudahan sharing pengalaman saya ini bisa menambah keyakinan bagi rekan rekan semua akan kebenaran Alqur'an. Sukur sukur ada yang bersedia menjelaskan lebih detail. Amin.

Wassalam,
Rois Fatoni Dosen Teknik Kimia Univ. Muhammadiyah Surakarta Graduate Student Department of Chemical Engineering.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS